the first day...

Pagi ini udara begitu cerah.. Dan pagi ini adalah hari dimana Steve akan pergi ke kehidupan barunya di Fatalite Academy. Steve merasa senang karena ayahnya begitu perhatian dengannya sampai- sampai mau mengantarkannya pergi ke Fatalite Academy,

Steve merasa bingung karena dia tidak tahu apa yang akan dia lakukan nanti di sekolah barunya tapi tiba- tiba saja ayahnya berkata sesuatu saat Steve sedang memikirkan hal itu seakan- akan dapat membaca pikiran Steve "Kamu tenang saja, kamu akan tahu apa yang akan kamu lakukan nanti ditempat ini" Ucap ayah Steve kepadanya sambil mengajaknya turun dari mobil karena mereka sudah sampai didepan gerbang fatalite Academy.. Steve hanya tersenyum mendengar ayahnya berkata seperti itu, seolah menghapukan kekhawatiran Steve yang sempat muncul.

"Baiklah yah aku akan memulai petualanganku disini.. Ayah tidak usah khawatir lagi karena aku sudah besardan bisa menjaga diri.." Ucap Steve dengan percaya dirinya.
"Ayah percaya sama kamu.. dan jadilah anak yang hebat." Kata Ayahnya.. Itu adalah ucapan terakhir yang dikatakan oleh ayahnya karena setelah mengucapkan itu ayahnya langsung masuk ke mobil dan mobilpun melaju menjauhinya.

"baiklah sekarang apa yang akan aku lakukan?.." Pikir steve sejenak, seraya memandang kedalam sekolah yang akan dia jadikan tempat belajar barunya itu.

Quintz yang sedang menyamar jadi anak SMA mendekati murid baru yang baru saja datang

"hei,murid baru?"sapanya riang

"Iya.. aku murid baru disini." jawab Steve seraya tersenyum kepadanya.

"boleh tau dimana tempat untuk Senior high School tepatnya kelas 3?" tanya Steve kepada orang itu karena kebetulan bertemu seseorang Stevepun menannyakan hal itu pikir Steve mungkin dia tahu.

"sure..why not....?follow me..'katanya sambil nyengir lebar.

"Steve Augney,kelas 3,ya?"tanya Quintz. Dasar kepsek ini,usil benar dia

mendengar dia berkata seperti itu Stevepun mengikutinya dibelakang.
"Maaf tahu dari mana kalau namaku Steve Augney?" Tanya Steve kebingungan, karena Steve belum menyebutkan namanya tetapi dia bisa tahu.

Quintz hanya tersenyum.

"kuajak kau berkeliling juga..."katanya riang.

"ah....kau sudah ke city kan??"

"Sepertinya belum, aku baru sampai disini dan belum sempat berkeliling." Ucap Steve singkat seraya melihat sekelilngnya.

"setelah ini lebih baik kau ke fatalite city mencari tempat tinggalmu..."usul Quintz

"banyak apartment murah..khusus pelajar diskon...heheheheheheh..."ia nyengir riang

Lagi lagi Valen berjalan di dekat gerbang, dia tengah bermain angin di halaman depan.

Saat itu dia melihat Quintz berjalan dengan seorang anak muda, mengingatkan pada pertama kalinya ia datang. Val memutuskan untuk menyapa kepseknya itu.

"Sensei, selamat... pagi..." katanya sambil membuat aliran angin sejuk disekitar dirinya sendiri.

"Sensei, selamat... pagi..."

"hey.. jadi kamu seorang guru?" tanya Steve kepada orang itu setelah mendengar seseorang menyebutnya sensei.

"emm.. Ayahku bilang aku sudah dibelikan apartemen untuk tinggal disana, dan mulai sekarang sudah bisa ditempati kata ayahku.. Barang- barangku juga sudah dipindahkan kesana." Ucap Steve kepada orang itu seraya tersenyum.

Quintz nyengir

"aku pemilik fatalite,Quintz Schwartz,salam kenal XD"katanya sambil ketawa nyengir

"hah? jadi kamu adalah pemilik Sekolah ini. " Ucap Steve seraya terkejut dan tersenyum kepadanya.

"Jadi apa yang harus aku lakukan dihari pertama ini?" Tanya Steve kepada pemilik Sekolah ini.

"berkeliling sekolah,hafalkan kantor penting..'katanya nyengir

"lalu ke kantor staff "

"Emm.. menurutku lebih baik kekantor Staff dahulu.. Nanti berkelilingnya bisa sekalian setelahnya, bukankah itu lebih penting?" Ucap Steve kepada orang tadi, tanpa sadar Steve memainkan Udara disekelilingnya dan tiba- tiba saja dia menghentikan itu karena takut seseorang yang disebelahnya tahu apa yang sedang dia perbuat.

"suka angin ya?"ia bertanya lembut.

"Ayo,ke staff office..."ia menuntun sang murid baru ke staff office

"..." Val sedikit terkejut, sejenak angin disekitarnya bergerak seakan dimainkan oleh orang lain.

Ia melihat anak yang bersama Quintz, dan mengirimkan bisikan halus lewat angin pada Steve.

"Sama denganku?"

steve tiba- tiba menjadi terkejut saat Kepala sekolahnya berkata sesuatu tentang angin dan dirinya.

"Ah iya aku suka sekali dengan angin, bahkan angin sudah mulai menjadi temanku." Jawab Steve kepada kepala sekolahnya.

Steve kebingungan sesaat ada bisikan halus oleh angin kepadanya.. dan Stevepun menoleh kesegala Arah, dicarinya orang yang telah mengirimkan bisikan itu..

"Begitu..." kata Valen manggut-manggut, ia lalu menghembuskan angin yang sedikit lebih kencang pada Steve.

Sambil tersenyum menunggu responnya.

Steve kembali terlihat kebingungan dan kali ini dia lebih teliti melihat sekelilingnya.. dan benar saja ternyata terlihat seseorang yang tadi menyapa Kepala sekolah sedang tersenyum melihatnya, "Mungkin dia juga pengendali udara.." Pikir Steve sejenak, dan Stevepun terus memperhatikannya seraya mengernyitkan dahinya hingga dia menghentikan langkahnya, yang tadi sedang berjalan dibelakang kepala sekolah.

"Hehe" Val tertawa kecil, ia mengalirkan anginnya untuk menerbangkan dedaunan dalam pola lingkaran disekitarnya.

Lalu, ia menerbangkan sedikit dedaunan untuk membuat tulisan yang cukup besar di tanah dari dedaunan: 'Selamat Datang'.

Steve tersenyum melihat semua yang dilakukan oleh orang yang belum dikenalnya.. Stevepun membuat hal yang sama yang bertuliskan "Thanks." di depan orang itu..
Steve lalu membuat bisikan pelan dari angin yang dibuatnya untuk orang itu. "Semoga kita bisa menjadi teman." Bisik Steve pelan.

Valen melihat tulisan dari daun itu dengan penuh semangat, dan semakin bersemangat mendengar bisikan anak muda tadi, tapi dia tidak membalasnya dengan kata-kata, hanya dengan senyum dan dua kali anggukan kepalanya.

Setelah melihat respon dari orang itu Stevepun tersenyum dan melanjutkan langkahnya lagi mengikuti sang kepala sekolah.
"Maaf pak apa semua orang yang ada disini mempunyai kekuatan?" Tanya Steve pelan kepada Pemilik sekolah sambil memasang wajah seriusnya, berharap mendapat sambutan baik atas pertanyaannya dari sang pemilik sekolah.

Quintz tersenyu dan mengangguk.

"tentu saja,kenapa?"Quintz tersenyum manis pada Steve

"bagaimana tanggapanmu tentang...Fatalite?"

"emm... aku belum tahu banyak tentang sekolah ini jadi aku belum bisa beri komentar apa-apa, tapi sejauh ini menurutku cukup mengasyikan apalagi ada orang yang punya kekuatan sepertiku." Ucap Steve kepada kepala sekolahnya itu.