[o] Here she comes, Firiel

First topic message reminder :

OOC: Boleh dimasuki siapa saja.
Timeline: pagi hari. Ceritanya Firi baru masuk di Fatalite Academy.
__________________________________________________________________________

Hari yang cukup cerah di Fatalite Academy, ketika sebuah limousin hitam datang dengan kecepatan yang lumayan cepat dan berhenti di depan gerbang academy yang tampak sangat besar jika dilihat dari dekat. Seorang pria yang terlihat sebagai supir dari Limousin tersebut tampak turun dan segera bergegas untuk membuka pintu mobil bagi sang majikannya.

Awalnya tampak sebuah kaki wanita yang keluar dari dalam Limousine tersebut, disusul oleh kaki lainnya, kemudian tangannya, hingga terlihat rambut panjang keperakannya yang bahkan mampu memantulkan sinar yang dipancarkan oleh matahari pagi karena terlihat agak sedikit kemilau-kemilau di setiap helai rambutnya.

Dari wajah dan bentuk tubuh gadis itu, kita dapat menduga bahwa ia baru berumur 14-16 tahun. Senyum lebar merekah di wajahnya, bagaikan hendak menjalani kehidupan yang amat sangat baru. Tampak pula rona kemerahan yang memancar di kedua pipinya, hampir mengalahkan sinar matanya yang berwarna kemerahan tersebut.

Here she comes, sang murid baru di Fatalite Academy yang akan menginjak bangku kelas 2 di Junior élève du secondaire, Firiel Evellyn Matherlance, kunci dari keberhasilan keluarga bangsawan Matherlance di masa depan. Seorang gadis yang sebenarnya hanya menginginkan kehidupan normal yang ia harap dapat ia temukan di Fatalite Academy.

Sekaligus, menjalankan misi rahasianya.

Sang supir dibelakangnya tampak membungkukkan badannya sebagai tanda perpisahan sebelum ia kembali masuk ke dalam Limousin--yang tampaknya tidak begitu diperhatikan oleh Firi, panggilan Firiel. Ketika Limousin tersebut menancapkan gasnya menciptakan angin yang cukup kencang, membuat dress biru miliknya melambai-lambai, sempat memperlihatkan apa yang ada di baliknya.

"Kyaa~ supir sialan!" serunya sambil berusaha menurunkan kembali posisi dressnya seperti semula.

Setelah itu, Firi mengeluarkan sebuah kertas dari dalam tas selempang yang ia bawa. Kertas yang sepertinya merupakan map Fatalite Academy. Menurut apa yang dikatakan ayahnya, The Duke of Matherlance, ia harus melakukan registrasi ulang ke bagian Staff divisi Junior élève du secondaire. Namun sayangnya, ia sama sekali tak mengerti dengan gambar-gambar dan petunjuk yang tertera di map tersebut.

"Hmm... Apa sih ini?" tanyanya heran pada dirinya sendiri.

Kemudian dilihatnya seseorang--yang sepertinya merupakan bagian dari Fatalite Academy--di dekatnya, segera saja Firi mendekati orang tersebut. Ia menyentuh bahu orang tersebut agar orang itu mengalihkan fokusnya kepadanya. "Hey, permisi, ruang Staff divisi Junior élève du secondaire itu dimana ya?" tanyanya sopan dengan senyuman yang lebar.

:ini sekolah sihir,nona manis.."kata Quintz sambil menghela nafas.

''kau masuk sini nggak baca buku prosedur ya?"

Firiel sejujurnya agak kaget juga mendengar penjelasan dari Ryu dan Quintz. Ia lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku hanya diberi tahu kalau aku diundang masuk ke sekolah ini dan hanya diberi map sesat itu."

"Aku tak tahu kalau ini sekolah penyihir! Aku pikir hanya sekolah biasa!" serunya girang.

"Memangnya, kalau boleh tahu, Quintz, Ryu, dan Ms. Sheera masing-masing punya kekuatan apa saja?"

Quintz hanya nyengir

"aku rahasia...nanti kau juga akan tahu,Firi-chan"katanya nyengir riang

"jadi..lebih baik kita pindah dari sini....ok?"

"Lebih baik kau tidak usah tahu Firi. Lagipula kekuatan Quintz biasa saja kok." ucap Ryu iseng. Ia kini benar-benar sudah ketularan sifat Quintz yang sangat jail.

"Aku punya dua kekuatan kau tadi sudah melihatnyakan , kau sendiri punya ekuatan apa, Firi?"

"Map sesat, kau yang mengundangnya Quintz?"

"takdir yang mengundangnya.."katanya lembut Ia tersenyum pada mereka

Firiel menggembungkan kedua pipinya mendengar jawaban Quintz, "Ah, kalian jahat sekali! Padahal aku kan ingin tahu kekuatan yang dimiliki sang kepala sekolah!" serunya agak kecewa.

Kemudian ia menoleh pada Ryu, "Wah, kekuatan penyembuhan ya! Hebat sekali! Bisa menyembuhkan luka sampai seberat apa?"

"Kekuatanku? Aku bisa terbang lho!" serunya. Tiba-tiba saja tubuhnya melayang naik meninggalkan permukaan, sekitar setengah meter jeda antara kedua kakinya dengan tanah. "Lihat! Aku seperti burung ya? Inilah kekuatanku!"

"gravitation,eh?"Quintz tersenyum lembut

"nice power....."

"Luka apapun bisa kusembuhkan. Namun aku masih belum bisa membangkitkan orang meninggal. Kakeku yang bisa melakukan hal tersebut."

"Nanti juga kau melihatnya, Quintz cukup sering menggunakannya kok."

"Oh fly ya. Kekuatan yang unik, selain itu kau bisa apa lagi?"

Firiel tersenyum mendengar kata-kata Quintz, sebelum kembali pada Ryu. "Waw, ternyata kekuatan penyembuhan memang luar biasa!" serunya. "Nanti kalau aku terluka aku boleh minta tolong padamu, kan?"

Ia kemudian mengangguk. "Yup! Kau benar! Fly itu memang unik kan? Aku bahkan bisa terbang setinggi burung-burung itu di angkasa!" serunya sambil menunjuk pada kumpulan burung yang sedang terbang di langit.

"Kekuatan kedua-ku? Rahasia! Hhehehe!" serunya sambil tersenyum.

"Tentu saja, aku siap membantumu."

" oh... Mungkin lain kali kau bisa menunjukkannya padaku."

"Kau mau ikut dengan kami ga, lumayan bisa istirahat tanpa diganggu."

Quintz nyengir.

"dia harus ke ruang staff dulu,kan?"kata Quintz

"kami duluan,ya"ia mengedip dan pergi gitu aja bareng ryu

Firiel mengangguk dan lagi-lagi merinding melihat kedipan dari Quintz. Ia hanya menjawab kedipan itu dengan melambai-lambaikan tangannya saja sambil tersenyum simpul dan sweat-dropped.

"Bye..."

Setelah itu, ia lalu mendekati Sheera, masih merinding dengan kedipan dari Quintz itu. "Ms. Sheera, memang Quintz sering berkedip seperti itu ya? Apa dia pedophile?" tanyanya sambil berbisik agar tidak terdengar oleh Quintz dan Ryu.

"Ayo, Ms. Sheera, kita ke ruangan staff!" serunya girang.