[Main RP]Lesson 1: The exam from Headmaster

Pagi yang cerah di fatalite academy. di sebuah ruang kantor yang lumayan besar,seorang lelaki muda,berambut panjang dan berkacamata duduk di balik tumpukan tumpukan kerta putih banyak yang berisi tentang tugas,sekolah,city,dan lain lain

Senyum usil tertera di wajahnya. tampaknya ia sedang merencanakan , atau lebih tepat telah menemukan sebuah rencana iseng untuk semua murid-muridnya. ia memegang beberapa kertas tua yang seperti peta dengan tampang licik

"akhirnya...kutemukan juga....dengan begini...semua rencanaku akan terlaksana..."Quintz tersenyum,dan menyeringai. tertawa di ruang kantornya dengan keras(layaknya tokoh antagonis kali,ya),yang membuat para staff yang di luar ruangannya kaget dan memandang heran pintu kantor Quintz

Tok... Tok... Tok..

Bunyi pintu diketuk, menghasilkan suara yang seirama. Tangan putih pemuda berambut merah yang sedang mengetuk pintu tersebut. Sebagai seorang yang mempunyai kesopanan maka harus mengetuk pintu terlebih dahulu.

Pemuda yang menggunakan jas hitam yang dipadukan dengan kemeja putih dan pita tipis berwarna senada dengan jasnya, mengucapkan kata permisi sebelum membukan pintu. Dengan langkah tegap ia melewati pintu tersebut dan kemudian menutup kembali dengan sopan.

"Selamat pagi , Quintz." Ucap pemuda tersebut dengan suara yang terkesan lembut namun menyimpan ketegasan didalamnya.

Quintz agak kaget dengan kedatangan ryu yg tiba-tiba. Dengan cepat ia menyembunyikan kertas tua itu,dan nyengir
''Ah,ya..pagi,ryu-kun!ada apa?nyasar lagi?''godanya

"Apa yang kau sembunyikan Quintz?" Tanya Ryu dengan pandangan menyelidik, tanpa menghiraukan pertanyaan dari Quintz.

Tidak biasanya Quintz memanggilnya dengan embel-embel dan lagi gerak-geriknya yang mencurigakan. Dapat dipastikan 99% Quintz akan melakukan sesuatu yang aneh lagi.

Dan semoga saja hal itu bukan hal yang akan merepotkan semua orang biarpun harapannya sedikit sulit untuk terlebaul, tapi setidaknya kali ini Ryu akan mencoba untuk menghentikan tingkah anehnya.

''tidak!ah!!aku mau buat game ni!!''kata Quintz riang. Ia mengacak-acak kantornya dengan riang
''semua akan ikut,kecuali aku!''lanjutnya riang

"semua akan ikut,kecuali aku!''

Terdengar suara tidak jauh dari Steve yang sedang berjalan-jalan didekat kantor para guru, Stevepun emmainkan kekuatan anginnya untuk mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan karena Steve adalah tipe orang yang mudah penasaran.

Pagi-pagi, Val sudah bangun, dia baru saja mencuci muka di salah satu toilet di area para staf.

"Hm... beda dengan tempat para siswa..."

Dia disana sejak pagi karena ada beberapa hal tentang semester pertama yang ingin dia tanyakan pada staf.

Didekat kantor staf, bagaimanapun, ada Steve yang tampaknya sedang berkonsentrasi pada sesuatu. Val pun mendekatinya dan menepuk pelan punggungnya.

"Ada sesuatu?" tanyanya tanpa basa-basi.

"Benarkah?" Tanya Ryu dengan nada menyelidik, ia masih tidak yakin 100% dengan ucapan Quintz, dari masuk sekolah saja pria tersebut sudah membuat masalah. Pasti dalam permainan ini juga akan muncul masalah.

"Game apa yang kau buat."

Ryu kemudian berjalan kearah jendela, ia mengamati pemandangan, disana ada 2 orang yang Ryu cukup kenal Steve yang merupakan murid SMA dan Val yang dibelakang Steve merupakan mahasiswa.

Sedang apa mereka?

OOT: ikutan nimbrung~^^
-------------------------------------------

Seperti biasa pagi yang cerah di Fatalite Academy. Semua orang pun melakukan kegiatan mereka seperti biasanya. Tidak terkecuali dengan Stift.
Pagi-pagi sekali dia harus sudah melaporkan dan memberikan laporan, sebenarnya lebih tepat dengan mengantarkan berkas-berkas laporan kepada sang kepala sekolah, Quintz-san, ato lebih formalnya, "pak kepala sekolah".

Stift pun berjalan menuju ruang kepala sekolah, namun saat melewati lorong yang menuju ke ruang kepala sekolah, Stift mendengar tertawa keras yang agak licik

HAHAHA

. . .
Stift terdiam sejenak, dan sepertinya menyadari sesuatu,
suara tertawa yang sangat lantang itu...seperti...ah tentu saja! siapa lagi...Pak Quintz~

Stift pun bergegas menuju sumber suara lantang itu. Sesampainya disana, ia langsung mengetuk pintu...

Tok...Tok...

Pak, ini saya bawakan laporan-laporannya...tapi bapak pagi-pagi tertawa lantang sekali pak...ng?

Stift melihat ada seseorang juga disana, dia tidak kenal siapa orang itu, tetapi yang pasti dia bukan mahasiswa...

ah, sedang ada tamu pak?

Tanya Stift sopan...

Petanyaan Ryu masih belum dijawab oleh Quintz, namun sudah ada satu orang lagi yang masuk ke ruangan Quintz. Kalau tidak salah namanya adalah Sparvags Stift, dosen di Fatalite academy.

Darimana Ryu tahu itu semua, tentu saja dengan menggunakan jaringan informasi keluarga Rheindhardt, hal itu sangat mudah. Ryu bisa mendapatkan data diri seseorang secara terperinci.

"Selamat pagi, saya adalah murid bagian SMP. Nama saya Ryunichirou Rheindhardt." Ucap Ryu dengan sopan. Kesopanan itu sangat penting , apalagi bagi seorang calon penerus keluarga bangsawan di masa depan. Hal itu mutlak dimiliki oleh Ryu.

"Selamat pagi, saya adalah murid bagian SMP. Nama saya Ryunichirou Rheindhardt."

Di depannya ternyata berdiri seorang murid SMP Fatalite, dengan kesopanannya dia memperkenalkan dirinya.

ah, salam kenal, namaku...ah, tak usah ku jawab pun kau sudah tau. Jaringan Informasi keluarga Rheindhart memang hebat ya~

Stift tersenyum seperti biasa. Itulah keahliannya, Mind reader, jadi tak heran bahwa apa yang Ryu pikirkan akan bisa terbaca semuanya oleh Stift.

''eh?stift?pagi!''quintz menoleh ceria.ia melirik ryu nakal
''ah!nanti akan ada pengumuman bagus! Jadi liat aja nanti. Dan..makasih laporannya,stift!''celoteh kepala sekolah riang

''eh?stift?pagi!''

pagi juga pak...
Stift mengeluarkan senyum jahatnya

Dan..makasih laporannya,stift!

sama sama pak...
ngomogn-ngomong hari ini kelihatan lebih "jahat" dari biasanya pak (emangbasanyajahatya?) anda menyembunyikan sesuatu yang bagus apa dari para staff???

Senyum (grin) Stift kembali menyeruak keluar, seakan-akan akan mengintimidasi sang pak kepsek itu saja...

"Tidak sehebat itu. Anda merupakan orang yang memiliki kemampuan membaca pikiran bukan?"

"Quintz kali ini kau tidak akan membuat masalahkan?"

"Lumayan."

"Tapi aku tidak mengetahui informasi pribadimu."

Ryu bukanlah tipe orang yang ingin mencampuri masalh orang, mungkin kecuali jika ia mendapat tugas yang memaksanya untuk mengetahui informasi pribadi seseorang namun Ryu sebisa mungkin untuk tidak mencampurinya.

''aku memang ada rencana agak jahat...tapi...'' Quintz nyengir
''itu masih rahasia...''ia tersenyum setan pada mereka

"Ada sesuatu?"

Stevepun kegat mendengar kata-kata itu yang seraya menepuk bahunya, seketika konsentrasinya buyar.

"Emm.. Maaf aku hanya mendengarkan suara angin yang begitu merdu, sepertinya ada sesuatu dengan mereka." Ucap Steve seraya menunjuk kepada beberapa orang yang berada didalam ruangan itu.

"Begitu... hmm." Val berpikir sebentar, lalu menutup matanya dan ikut mendengarkan.

"Aku memang ada rencana agak jahat..." Mendengar kata-kata kepala sekolahnya itu, dia sedikit terperanjat dan berhenti mendengarkan angin.

"Wew."

"Aku memang ada rencana agak jahat..."

Steve terkejut sesaat, "Apa maksdunya rencana agak jahat?" tanya Steve kepada seseorang disampingnya, seakan kata-kata itu membuatnya penasaran.

Stevepun kembali mendengarkan dengan seksama.

"Entahlah, kepala sekolah kita memang eksentrik, dan sulit ditebak." Val menghela nafas panjang, lalu menatap dingin buku-buku tugas di tangannya.

"Nnn..." dia bersandar di tembok dan mengikuti apa yang dilakukan Steve.

Quintz hanya senyum,ia tahu,jika 2 muridnya menguping. Tapi... Ini bagus,mereka bisa dimanfaatkan untuk membuat isu-isu aneh
''kalian tidak menanggapi?ini rencana paling jahat,mungkin,'' quintz tertawa lagi

''kalian tidak menanggapi?ini rencana paling jahat,mungkin,''

*trek trek trek trek trek trek... klek, krieettt....*

Tanpa banyak bicara, Valentes masuk ke ruang staff lalu masuk kedalam ruangan Quintz.

"Sensei, tidak perlu sampai segitunya... saya tahu sensei -setidaknya diluar- seperti apa... katakan saja apa yang sensei ingin aku... dan mungkin Steve, lakukan." ujarnya sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Yah, karena ia seorang mahasiswa, Val cenderung stabil menghadapi hal-hal seperti ini.

Ryu hanya diam saja dalam menanggapi perkataan Quintz, ia sudah tahu maksud ucapan Quintz. Ryu dapat merasakan ada beberapa orang yang menyadap perkataan mereka.

Kemampuannya untuk waspada membuat Ryu dapat menyadari keberadaan musuh dalam radius tertentu.

Setelah itu tiba-tiba masuk 2 orang yang merupakan si pelaku.

Ryu tertawa kecil melihat kedua orang tersebut tertangkap mentah-mentah oleh perkataan Quintz.

"Tenang saja , Quintz hanya bercanda."

Quintz mulai tersenyum licik
''kalian semua,aku perintahkan menyebarkan berita,dan brosur ini!''ia memberikan sebuntel kertas pada ryu,steve,stift,dan val
''ini adalah ujian dariku,untuk semua penghuni fatalite,tak terkecuali guru. Semua ikut,kecuali aku''ia nyengir
''hadiahnya....sesuatu...yang amat berharga...dan ''ia tersenyum penuh arti